TARI ZAPIN (BETAWI)
Posted By : Santi Ayu, 18 April 2015.
Tarian ini merupakan adaptasi
dari Tari Zapin yang dipengaruhi oleh budaya Arab adan Melayu. Konon,
pengubahan kata zapin menjadi japin dikarenakan kebiasaan masyarakat Betawi
menyebut kata Z dengan huruf J. Tari
Japin diiringi oleh musik dan lagu Betawi, yang terdiri dari alat musik gambus
dan marwas. Keunikan Tari Japin Betawi ini dilihat dari kelincahan para
penarinya yang melompat-lompat dan biasanya ditarikan secara berpasangan.
Jenis tari
ketangkasan dan kelincahan gerak yang indah dan berirama. Pada awalnya tarian
ini hidup di kalangan santri, terutama sebagai pengisi waktu senggang mereka
setelah selesai belajar ilmu agama dan melaksanakan pekerjaan sehari-hari.
Melihat gerak dan komposisinya, maka dapat diduga tarian ini merupakan
penyesuaian tari-tari kepahlawanan dari Timur Tengah, dan masuk ke Indonesia
bersamaan dengan awal pengembangan agama Islam.
Tari Zapin
merupakan ragam seni tari yang berkembang di daerah Betawi. Artinya Tari Zapin
sendiri merupakan tari langkah yang tidak banyak mempergunakan gerakan tangan
ataupun anggota tubuh lainnya. Biasanya Tari Zapin hanya dibawakan oleh dua
orang lelaki yang mengambil tempat di tengah-tengah lingkaran musik yang
mengiringnya. Tarian Zapin tidak membawa tema cerita atau lukisan tertentu dan
mempunyai susunan gerakan yang pasti.
Musik
pengiring tarian ialah Rebana Zapin atau Orkes Gambus. Jika dilihat dari segi
fungsinya, Tari Zapin dikelompokkan ke dalam tarian pergaulan dan dalam penampilannya
tidak ada jarak antara penari dan penonton. Penonton bebas untuk tampil di
arena sebagai penari. Tari Zapin telah berkembang sedemikian rupa, dan banyak
dipengaruhi oleh seni tari setempat. Umumnya dikembangkan oleh masyarakat dari
rumpun bangsa Melayu, misalnya di Bengkalis, Siak, Pekanbaru, di Riau. Kemudian
juga di Sumatera Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur,
Betawi (Jakarta).
Gerakan tari
terutama ditekankan pada kelincahan rentak kaki, dan kelenturan tubuh melakukan
gerak berputar, maju mundur dengan cepat. Keharmonisan tari ini terlihat jika
ditarikan secara berpasangan, atau oleh beberapa orang penari yang bergerak
serentak, demikian cepat, lincah sehingga mendebarkan hati yang melihat. Pada
dasarnya hanya dibawakan oleh penari pria, dengan mengandalkan irama rentak
kaki dan jentikan jari tangan. Tetapi pada masa kini sering pula ditarikan oleh
penari puteri berpakaian muslim, tanpa kehilangan kelincahannya. Ragamnya yang
cukup banyak menunjukkan bahwa tari ini cukup diminati. Hanya saja tari ini
jarang dipertontonkan sebagai hiburan di tempat-tempat umum.
0 komentar:
Posting Komentar