Jumat, 17 April 2015

Tari Zapin Betawi


TARI ZAPIN (BETAWI)
Posted By : Santi Ayu, 18 April 2015.
Tarian ini merupakan adaptasi dari Tari Zapin yang dipengaruhi oleh budaya Arab adan Melayu. Konon, pengubahan kata zapin menjadi japin dikarenakan kebiasaan masyarakat Betawi menyebut kata Z dengan huruf  J. Tari Japin diiringi oleh musik dan lagu Betawi, yang terdiri dari alat musik gambus dan marwas. Keunikan Tari Japin Betawi ini dilihat dari kelincahan para penarinya yang melompat-lompat dan biasanya ditarikan secara berpasangan.


Jenis tari ketangkasan dan kelincahan gerak yang indah dan berirama. Pada awalnya tarian ini hidup di kalangan santri, terutama sebagai pengisi waktu senggang mereka setelah selesai belajar ilmu agama dan melaksanakan pekerjaan sehari-hari. Melihat gerak dan komposisinya, maka dapat diduga tarian ini merupakan penyesuaian tari-tari kepahlawanan dari Timur Tengah, dan masuk ke Indonesia bersamaan dengan awal pengembangan agama Islam.
Tari Zapin merupakan ragam seni tari yang berkembang di daerah Betawi. Artinya Tari Zapin sendiri merupakan tari langkah yang tidak banyak mempergunakan gerakan tangan ataupun anggota tubuh lainnya. Biasanya Tari Zapin hanya dibawakan oleh dua orang lelaki yang mengambil tempat di tengah-tengah lingkaran musik yang mengiringnya. Tarian Zapin tidak membawa tema cerita atau lukisan tertentu dan mempunyai susunan gerakan yang pasti.
Musik pengiring tarian ialah Rebana Zapin atau Orkes Gambus. Jika dilihat dari segi fungsinya, Tari Zapin dikelompokkan ke dalam tarian pergaulan dan dalam penampilannya tidak ada jarak antara penari dan penonton. Penonton bebas untuk tampil di arena sebagai penari. Tari Zapin telah berkembang sedemikian rupa, dan banyak dipengaruhi oleh seni tari setempat. Umumnya dikembangkan oleh masyarakat dari rumpun bangsa Melayu, misalnya di Bengkalis, Siak, Pekanbaru, di Riau. Kemudian juga di Sumatera Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Betawi (Jakarta).
Gerakan tari terutama ditekankan pada kelincahan rentak kaki, dan kelenturan tubuh melakukan gerak berputar, maju mundur dengan cepat. Keharmonisan tari ini terlihat jika ditarikan secara berpasangan, atau oleh beberapa orang penari yang bergerak serentak, demikian cepat, lincah sehingga mendebarkan hati yang melihat. Pada dasarnya hanya dibawakan oleh penari pria, dengan mengandalkan irama rentak kaki dan jentikan jari tangan. Tetapi pada masa kini sering pula ditarikan oleh penari puteri berpakaian muslim, tanpa kehilangan kelincahannya. Ragamnya yang cukup banyak menunjukkan bahwa tari ini cukup diminati. Hanya saja tari ini jarang dipertontonkan sebagai hiburan di tempat-tempat umum.


0 komentar:

Posting Komentar