TARI TOPENG BETAWI
Posted By : Santi Ayu, 18 April 2015.
Tari Topeng cukup lama dikenal
dan berkembang dalam masyarakat Betawi. Tarian ini merupakan paduan aspek tari,
musik, dan teater. Penggunaan topeng dalam tarian ini didasarkan atas
kepercayaan dahulu masyarakat Betawi bahwa topeng mempunyai kekuatan magis yang
dapat menolak bala, bahkan menghilangkan rasa duka. Oleh karenanya, Tari Topeng
biasanya dipentaskan untuk memeriahkan pesta-pesta penting, misalnya pada acara
pernikahan dan khitan.
Kesenian
teater masyarakat Betawi, yang pertunjukannya hampir sama dengan lenong dan
tumbuh di lingkungan masyarakat pinggiran Kota Jakarta. Kesenian Topeng Betawi
ini terdiri atas Topeng Blantek dan Topeng Jantuk. Pertunjukkan topeng biasanya
dimaksudkan sebagai kritik sosial atau untuk menyampaikan nasehat-nasehat
tertentu kepada masyarakat lewat banyolan-banyolan yang halus dan lucu, agar
tidak dirasakan sebagai suatu ejekan atau sindiran. Teater Topeng Betawi mulai
tumbuh pada awal abad ke-20. Karena tumbuhnya di daerah pinggiran Jakarta
sehingga dipengaruhi oleh kesenian Sunda. Saat itu masyarakat Betawi mengenal
topeng melalui pertunjukan ngamen keliling kampung.
Pada awalnya
pementasan atau pertunjukan topeng tidak menggunakan panggung tetapi hanya
tanah biasa dengan properti lampu minyak bercabang tiga dan gerobak kostum yang
diletakkan ditengah arena. Tahun 1970-an baru dilakukan di atas panggung dengan
properti sebuah meja dan dua buah kursi. Pertunjukkannya diiringi dengan
tabuhan seperti, rebab, kromong tiga, gendang besar, kulanter, kempul, kecrek
dan gong buyung. Lagu yang dimainkan lagu Sunda Gunung namun khas daerah
pinggir Jakarta seperti; Kang Aji, Enjat-enjatan, Ngelantang, atau Lipet
Gandes. Dahulu terdapat sebutan bagi pecandu-pecandu Topeng Betawi yang ikut
menari (ngibing) bersama Kembang Topeng, "buaya ngibing".
Para pemain
Topeng Betawi sebagian memakai pakaian khusus sesuai dengan peranannya dan
sebagian lainnya memakai pakaian biasa yang dipakai sehari-hari. Bagi para
pemain laki-laki unsur pakaian yang harus ada biasanya, kemeja putih, baju
hitam, kaos oblong, celana, sarung, peci atau tutup kepala, serta kedok.
Sedangkan untuk wanita unsur yang ada biasanya kain panjang atau kain batik,
kebaya, selendang, "mahkota" warna-warni yang terletak di kepala yang
biasanya disebut "kembang topeng". Selain itu ada bagian hiasan yang
disebut ampak-ampak, andung, taka-taka, selendang (ampreng) yaitu semacam lidah
pada bagian depan pinggang yang terbuat dari kain yang dihias, bagian ini biasanya
di pakai oleh Topeng Kembang atau Ronggeng Topeng sebagai primadona tokoh yang
menonjol. Sesuai dengan perannya, para pemain menggunakan pakaian yang khas.
Pertunjukan
topeng Betawi dengan tarian lazim disebut tari topeng Betawi. Merupakan salah
satu jenis tarian tradisional masyarakat Betawi yang disebut juga Ronggeng
Topeng. Tari Topeng sendiri terdiri dari beberapa jenis tari, yaitu Tari Lipet
Gandes (merupakan sebuah tari yang dijalin dengan nyanyian, lawakan dan
kadang-kadang dengan sindiran-sindiran tajam menggigit tetapi lucu), Tari
Topeng Tunggal, Tari Enjot-enjotan, Tari Gregot, Tari Topeng Cantik, Tari
Topeng putri, Tari Topeng Ekspresi, Tari Kang Aji, dll. Pada perkembangannya,
muncul Tari Topeng kreasi baru seperri Tari Ngarojeng, Tari Dagor Amprok, dan
Tari Gitek Balen.
Alat musik
pengiring yang dipergunakan dalam pertunjukan ini adalah gendang besar,
kulanter, rebab, keromong berpencon tiga, kecrek, kempul, dan Gong Buyung. Pada
pertunjukannya, didahului dengan lagu-lagu instrumental, kemudian menyusul Tari
Kedok, yaitu Tari Ronggeng Topeng yang menggunakan tiga buah kedok secara
bergantian. Dahulu tarian ini dilakukan pada penutup acara, tetapi sekarang
dijadikan acara pertama.
Pertunjukan
kemudian dilanjutkan dengan Tari Kembang Topeng yang selanjutnya dibarengi
bodor dengan diiringi lagu Aileu, Lipet Gandes, Enjot-enjotan, dan lain
sebagainya. Kemudian dilanjutkan dengan lakon pendek yang bersifat banyolan. DI
antara banyolan-banyolan ini terdapat cerita Bapak Jantuk. Lakon-lakon pendek
ini antara lain Benguk, Pucung, Lurah Karsih, Mursidin dari Pondok Pinang,
Samiun Buang Anak, Murtasik, dsb. Pada perkembangan selanjutnya
rombongan topeng juga membawakan lakon panjang untuk dimainkan semalam suntuk. Lakon panjang ini antara lain Jurjana, Dul Salam, Lurah Barni dari Rawa Katong, Asan Usin, Lurah Murja, Rojali AnemerKodok, Waru Doyong, Daan Dain, Kucing Item, Aki-aki Ganjen, dsb. Sebelum memulai pertunjukan Topeng, biasanya didahului dengan pembakaran kemenyan dan disediakan sesajen lengkap yang terdiri dari beras, kelapa muda, berbagai minuman, rujak tujuh macam,
panggang ayam, telur ayam mentah, nasi dengan lauk-pauk, dan cerutu atau rokok.
rombongan topeng juga membawakan lakon panjang untuk dimainkan semalam suntuk. Lakon panjang ini antara lain Jurjana, Dul Salam, Lurah Barni dari Rawa Katong, Asan Usin, Lurah Murja, Rojali AnemerKodok, Waru Doyong, Daan Dain, Kucing Item, Aki-aki Ganjen, dsb. Sebelum memulai pertunjukan Topeng, biasanya didahului dengan pembakaran kemenyan dan disediakan sesajen lengkap yang terdiri dari beras, kelapa muda, berbagai minuman, rujak tujuh macam,
panggang ayam, telur ayam mentah, nasi dengan lauk-pauk, dan cerutu atau rokok.
0 komentar:
Posting Komentar