TARI YAPONG (JAKARTA)
Posted By : Santi Ayu, 18 April 2015.
Tari Yapong pertama kali
diperkenalkan pada tahun 1977 dalam rangka mempersiapkan acara ulang tahun kota
Jakarta ke-450. Tari Yapong telah diciptakan oleh Bagong Kussudiarjo. Nama tari
ini berasal dari bunyi nyanyian lagunya “ya, ya, ya” dan alunan musik
yang berbunyi “pong, pong, pong.” Gerakan tarian ini sangat dinamis dan gembira
sehingga sering dipentaskan dalam acara-acara sambutan.
Satu
jenis tarian tradisional yang diciptakan untuk pertunjukan. Yapong bukan tari
pergaulan seperti Jaipongan, yang berasal dari Jawa Barat, namun kemudian dalam
perkembangannya kadang kala berfungsi sebagai tari pergaulan untuk mengisi
acara menari sesuai permintaan karena tarian ini penuh dengan variasi.
Yapong
mula-mula diorbitkan dalam rangka mempersiapkan acara peringatan HUT Kota
Jakarta ke-450 pada tahun 1977. Pada saat itu, Dinas Kebudayaan DKI menyiapkan
sebuah pergelaran tari massal yang spektakuler dengan mempergelarkan cerita .
perjuangan Pangeran Jayakarta. Pergelaran berbentuk sendratari ini dipercayakan
penggarapannya kepada seniman Bagong Kussudiarjo. Untuk mempersiapkan
pergelaran itu, Bagong mengadakan penelitian selama beberapa bulan mengenai
kehidupan masyarakat Betawi melalui perpustakaan, film, slide maupun langsung
pada masyarakat Betawi. Akhirnya pergelaran tari ini berhasil dipentaskan pada
tanggal 20 dan 21 Juni 1977 di Balai Sidang Senayan. Pementasannya didukung 300
orang artis dan musikus.
Tari Yapong
merupakan suatu tari gembira dengan gerakan yang dinamis dan erotis. Dalam
adegan tersebut dipertunjukkan suasana gembira menyambut kemenangan Pangeran
Jayakarta. Adegan ini dinamai Yapong dan tidak mengandung arti apapun. Namun
istilah Yapong ini lahir dari bunyi lagunya ya, ya, ya, ya, yang dinyanyikan
artis pengiringnya serta suara musik yang berkesan pong, pong, pong, sehingga
lahirlah "ya-pong" dan berkembang menjadi Yapong.
Pusat Latihan
Tari (PLT) Bagong Kussudiarjo dan Dinas Kebudayaan DKl Jakarta seusai
pementasan menggubah tari Yapong dari bentuk sendratari dan mengembangkannya
sebagai tarian lepas. Adapun corak pakaian yang dikenakan para penarinya,
merupakan pengembangan pakaian tari Kembang Topeng Betawi. Tampak jelas bentuk
serta ragam hias tutup kepala serta selempang dadanya, yang disebut toka-toka.
Tari Yapong diwarnai oleh tari rakyat Betawi, kemudian diolah dengan
unsur-unsur tari pop, antara lain unsur tari daerah Sumatera. Karena kesenian
Betawi dipengaruhi oleh unsur kesenian Tionghoa, maka dalam tari Yapong juga
terdapat unsur kesenian Tionghoa, misalnya dalam kain yang dipakai oleh para
penari terdapat motif-motif naga dengan warna merah menyala. Alat musik yang
digunakan saat tarian ini dipergelarkan adalah campuran antara Betawi, Jawa
Tengah dan Jawa Barat. Setelah menjadi tarian lepas, dalam tarian tersebut. DKl
Jakarta memanfaatkan instrumen Rebana Biang, Rebana Hadroh, dan Rebana
Ketimpring. Dengan demikian tari Yapong merupakan garapan kreasi baru yang
bertolak dari unsur-unsur gerak tradisional Betawi.
0 komentar:
Posting Komentar