MASJID ISTIQLAL, JAKARTA
Posted By : Santi Ayu, 18 April 2015.
Masjid
Istiqlal adalah masjid negara Republik Indonesia yang
terletak di pusat ibukota Jakarta. Masjid Istiqlal merupakan masjid terbesar di
Asia Tenggara. Pembangunan masjid ini diprakarsai oleh Presiden Republik
Indonesia saat itu, Ir. Soekarno. Dimulai dengan terbentuknya Pengurus Harian
Yayasan Masjid Istiqlal pada tanggal 7 Desember 1954, dengan Ketua Umum H.
Anwar Tjokroaminoto. Pembentukan Yayasan Masjid Istiqlal merupakan kesepakatan dalam
pertemuan yang dihadiri sekitar 200 orang ulama dan tokoh-tokoh Islam seluruh
Jakarta Raya di bawah pimpinan K.H. Taufiqurrahman (seorang tokoh Masyumi).
Pada 22 Februari
1955 diumumkan melalui surat kabar Sayembara Rencana Gambar Masjid Istiqlal.
Ketua Panitia Sayembara ialah Mr. Assaat (mantan Presiden Negara Bagian RI yang
berkedudukan di Yogyakarta, dulu Ketua Panitia Pembangunan Masjid Syuhada), dan
Ketua Dewan Juri Presiden Republik Indonesia Ir. Soekarno. Pemenang pertama
sayembara adalah arsitek Frederich Silaban (seorang Kristen Protestan),
memakai sandi “Ketuhanan”. Pemenang kedua adalah R. Oetoyo, memakai sandi
“Istighfar”. Pemenang ketiga adalah Hans Groenewegen dengan sandi “Salam”.
Pemenang keempat dan kelima, masing-masing lima orang Mahasiswa ITB, memakai
sandi “Ilham”, dan tiga orang Mahasiswa ITB, memakai sandi “Khatulistiwa”.
Dewan Juri memutuskan karya arsitek Frederich Silaban sebagai
pemenang, dengan catatan gambar tersebut harus disempurnakan.
Pemancangan batu
pertama, sebagai tanda dimulainya pembangunan Masjid Istiqlal dilakukan oleh
Presiden Soekarno dalam upacara resmi, pada hari Kamis tanggal 24 Agustus 1961.
Pembangunan Masjid Istiqlal berjalan lambat dan terhenti sampai bergantinya
pemerintahan Presiden Soekarno (orde lama). Panitia Pembangunan Masjid yang
ditetapkan dengan Keputusan Presiden RI beberapa kali diganti. Pada tahun 1969
bangunan masjid masih merupakan pilar-pilar beton yang tegak berdiri tanpa
atap. Proses Pembangunan Masjid Istiqlal dilanjutkan kembali pada masa
pemerintahan orde baru. Presiden Soeharto turun tangan selaku Ketua Penyantun
Masjid Istiqlal dengan menyediakan anggaran pembangunan sejak Pelita I hingga
Pelita II.
Peresmian
penggunaan Masjid Istiqlal dilakukan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 22
Februari 1978. Sebelum peresmiannya, untuk pertama kalinya Presiden Soeharto
bersama para menteri dan ribuan umat Islam di Jakarta telah melaksanakan shalat
Idul Fitri di Masjid Istiqlal pada tanggal 30 November 1970 (1 Syawal 1390).
Lokasi kompleks masjid
ini berada di bekas Taman Wilhelmina, di timur laut lapangan Medan
Merdeka yang ditengahnya berdiri Monumen Nasional (Monas). Di
seberang timur masjid ini berdiri Gereja Katedral Jakarta. Bangunan utama
masjid ini terdiri dari lima lantai dan satu lantai dasar. Masjid ini memiliki
gaya arsitektur modern dengan dinding dan lantai berlapis marmer, dihiasi
ornamen geometrik dari baja antikarat. Bangunan utama masjid dimahkotai satu
kubah besar berdiameter 45 meter yang ditopang 12 tiang besar. Menara tunggal
setinggi total 96,66 meter menjulang di sudut selatan selasar masjid. Masjid
ini mampu menampung lebih dari dua ratus ribu jamaah.
Selain digunakan
sebagai aktivitas ibadah umat Islam, masjid ini juga digunakan sebagai
kantor berbagai organisasi Islam di Indonesia, aktivitas sosial, dan kegiatan
umum. Masjid ini juga menjadi salah satu daya tarik wisata yang terkenal
di Jakarta. Kebanyakan wisatawan yang berkunjung umumnya wisatawan domestik,
dan sebagian wisatawan asing yang beragama Islam. Sering kali Masjid Istiqlal
mendapat kunjungan dari tamu-tamu negara mulai dari Presiden, Pedana Menteri
sampai dengan para Duta Besar negara-negara sahabat. Masyarakat non-Muslim
secara umum juga dapat berkunjung ke masjid ini setelah sebelumnya mendapat
pembekalan informasi mengenai Islam dan Masjid Istiqlal, meskipun demikian
bagian yang boleh dikunjungi kaum non-Muslim terbatas dan harus didampingi
pemandu.
Pada setiap hari
besar Islam seperti Ramadhan, Idul Fitri, Idul Adha, Tahun Baru Hijriah, Maulid
Nabi Muhammad dan Isra Mi'raj, Presiden Republik Indonesia selalu
mengadakan kegiatan keagamaan di masjid ini yang disiarkan secara langsung
melalui televisi nasional (TVRI) dan sebagian televisi swasta. (Adm.Simas/fa)
0 komentar:
Posting Komentar