MUSEUM
KEBANGKITAN NASIONAL, JAKARTA
Posted By : Santi Ayu, 18 April 2015.
Jl. Abdulrahman Saleh No. 26 Jakarta Pusat
Telp. : (021) 3865143,
3483003
Faks. : (021) 3847975
Museum Kebangkitan Nasional berada di
sebuah komplek bangunan bersejarah peninggalan kolonial Belanda. Gedung megah
yang menempati areal cukup luas ini dibangun pada 1899 dan selesai pada tahun
1901. Pada awal keberadaannya di masa pemerintahan Hindia Belanda dipergunakan
sebagai tempat pendidikan Sekolah Dokter Djawa dan sekolah kedokteran
bumiputera atau yang lebih dikenal dengan sebutan STOVIA (School Tot
Opleding Van Inlandsche Artsen) yang secara resmi dibuka pada 1902.
Masuknya bala tentara Jepang ke
Indonesia pada 1942, mengakhiri penggunaan Gedung STOVIA sebagai tempat
kegiatan pembelajaran. Pada 1942-1945 saat pemerintahan Jepang berkuasa
memfungsikan gedung Eks-STOVIA ini sebagai tempat penampungan tawanan perang
tentara-tentara Belanda. Pada 20 Mei 1974 Presiden Soeharto meresmikan
penggunaan Gedung Eks-STOVIA sebagai gedung bersejarah yang diberi nama “Gedung
Kebangkitan Nasional” yang selanjutnya pengelolaan dilaksanakan
oleh Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta.
Di dalamnya terdapat beberapa museum
yaitu Museum Kesehatan, Museum Pers, Museum Wanita dan Museum Boedi
Oetomo. Gedung ini dimanfaatkan pula untuk perkantoran–perkantoran swasta atau
yayasan, antara lain oleh kantor Yayasan Pembela Tanah Air (YAPETA),
perpustakaan Yayasan Idayu, Yayasan Perintis Kemerdekaan dan Lembaga
Perpustakaan Dokumentasi Indonesia.
Guna mengoptimalkan fungsi gedung
Kebangkitan Nasional sebagai museum, maka museum-museum yang ada yaitu Museum
Boedi Oetomo, Museum Kesehatan, Museum Pers dan Museum Wanita dilebur
menjadi Museum Kebangkitan Nasional. Dalam pengembangan selanjutnya
kantor-kantor swasta yang terdapat di dalam gedung dipindah ke luar
gedung, dan ruangan perkantoran yang sudah kosong tersebut dipergunakan
untuk pengembangan pameran tetap museum.
Museum ini menyimpan berbagai koleksi
perabotan, jam dinding, lampu antik, genta, perlengkapan medis, pakaian,
senjata, foto, diorama, lukisan, patung, peta, miniatur dan koleksi lainnya. Di
antaranya terdapat miniatur kapal tradisional Bugis pinisi, salinan lukisan tua
yang menggambarkan tentara Pangeran Diponegoro yang tengah melakukan latihan
perang , serta karya instalasi seukuran manusia sebenarnya yang diletakkan
dalam salah satu ruang belajar, memperlihatkan para pelajar STOVIA dengan
pakaian semi-tradisional mereka.
0 komentar:
Posting Komentar