MUSEUM FATAHILLAH
Posted By : Santi Ayu, 18 April 2015.
Jl. Taman Fatahillah No. 1 Jakarta
Telp. : (021)
6929101
Faks. : (021) 6902387
Pada masa pemerintahan VOC di Batavia,
Museum Sejarah Jakarta mulanya digunakan sebagai gedung Balaikota (Stadhuis).
Pada tanggal 27 April 1626, Gubernur Jenderal Pieter de Carpentier (1623-1627)
membangun gedung balaikota baru yang kemudian direnovasi pada tanggal 25
Januari 1707 di masa pemerintahan Gubernur Jenderal Joan van Hoorn dan baru
selesai pada tanggal 10 Juli 1710 di masa pemerintahan Gubernur Jenderal
Abraham van Riebeeck.
Selain
sebagai Balaikota, gedung ini juga berfungsi sebagai Pengadilan, Kantor Catatan
Sipil, tempat warga beribadah di hari Minggu, dan Dewan Kotapraja (College
van Scheppen). Pada tahun 1925-1942 gedung ini juga dimanfaatkan sebagai
Kantor Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan pada tahun 1942-1945 dipakai untuk
kantor pengumpulan logistik Dai Nippon. Tahun 1952 digunakan pula sebagai
Markas Komando Militer Kota (KMK) I yang kemudian menjadi Kodim 0503 Jakarta
Barat. Setelah itu pada tahun 1968 gedung ini diserahkan kepada Pemda DKI
Jakarta dan kemudian dijadikan sebagai Museum pada tahun 1974.
Museum
Sejarah Jakarta yang terletak di Jalan Taman Fatahillah No.1, Jakarta Barat ini
adalah sebuah lembaga museum yang memiliki sejarah yang cukup panjang. Pada
tahun 1919, dalam rangka 300 tahun berdirinya kota Batavia, warga kota Batavia
khususnya Belanda mulai tertarik dengan sejarah kota Batavia. Pada tahun 1930
didirikanlah sebuah yayasan yang bernama Oud Batavia (Batavia Lama) yang
bertujuan untuk mengumpulkan segala ihwal tentang sejarah kota Batavia. Tahun
1936, Museum Oud Batavia diresmikan oleh Gubernur Jenderal Tjarda van
Starkenborgh Stachouwer (1936-1942), dan dibuka untuk umum pada tahun 1939.
Museum
Oud Batavia ini merupakan lembaga swasta di bawah naungan Koninklijk
Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (Ikatan Batavia untuk
Seni dan Ilmu Pengetahuan) yang didirikan pada tahun 1778 dan turut berperan
dalam mendirikan Museum Nasional. Koleksi-koleksinya kebanyakan merupakan
peninggalan-peninggalan masyarakat Belanda yang bermukim di Batavia sejak awal
abad XVI, seperti mebel, perabot rumah tanngga, senjata, keramik, peta, serta
buku-buku.
Pada
masa kemerdekaan, Museum Oud Batavia berubah nama menjadi Museum Djakarta Lama
dibawah naungan LKI (Lembaga Kebudayaan Indonesia) dan pada tahun 1968
diserahkan kepada Pemda DKI Jakarta. Setelah Museum Sejarah Jakarta diresmikan
pada tanggal 30 Maret 1974, maka seluruh koleksi dari Museum Djakarta Lama
dipindahkan ke Museum Sejarah Jakarta dan ditambah dengan koleksi dari Museum
Nasional.
Sedari
tahun 1999 Museum Sejarah Jakarta digagas bukan sekedar sebagai tempat untuk
merawat dan memamerkan benda yang berasal dari masa penjajahan, tetapi harus
bisa menjadi tempat bagi seluruh khalayak untuk menambah pengetahuan dan
pengalaman tentang sejarah kota Jakarta, serta dapat dinikmati sebagai tempat
rekreasi. Museum ini berupaya menyediakan berbagai informasi mengenai
perjalanan panjang sejarah kota Jakarta, sejak masa prasejarah hingga masa kini
dalam bentuk yang lebih kreatif, serta menyelenggarakan kegiatan yang rekreatif
dan menarik guna meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya warisan
budaya.
0 komentar:
Posting Komentar